[109]. Maksudnya ialah makanan yang dimakannya yang berasal dari hasil
menyembunyikan ayat-ayat yang diturunkan Allah, menyebabkan mereka
masuk api neraka.
[110]. Maksudnya: Allah tidak berbicara kepada mereka dengan kasih
sayang, tetapi berbicara dengan kata-kata yang tidak menyenangkan.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah tersebut di atas (S. 2: 174 dan S. 3: 77)
diturunkan tentang (kebiasaan) kaum Yahudi (yang menyimpang dari ajaran yang sebenarnya).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Ikrimah.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 174) dalam peristiwa berikut: Pemimpin dan ulama kaum Yahudi biasa mendapat persembahan dan sanjungan rakyat bawahannya.
Mereka mengharap agar Nabi yang akan diutus itu diangkat dari kalangan mereka. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus bukan dari kalangan Yahudi, mereka takut kehilangan sumber keuntungan, kedudukan dan pengaruh. Mereka ubah sifat-sifat Muhammad yang di kitab Taurat, dan mengumumkan kepada para pengikutnya dengan berkata. "Inilah sifat Nabi yang akan keluar di akhir zaman dan tidak sama dengan sifat Muhammad ini."
(Diriwayatkan oleh at-Tsa'labi dari al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber
dari Ibnu Abbas.)
|