Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rafi' bin Huraimalah dan Wahab bin zaid berkata kepada
Rasulullah SAW: "Hai Muhammad! Cobalah turunkan kepada kami suatu kilat yang akan kami baca,
atau buatlah sungai yang mengalir airnya, pasti kami akan mengikuti dan mempercayai tuan."
Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 108) sebagai peringatan agar umat Islam
tidak mengikuti bani Israil di dalam mengikuti ajaran Rasul.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang kafir Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad SAW
supaya gunung Shafa dijadikan emas. Maka Nabi SAW bersabda: "Baiklah, akan tetapi apabila
kamu kufur, gunung ini akan berakibat seperti hidangan yang diminta bani Israil." (Sebagaimana
tercantum dalam surat al-Maidah 112/115, kaum Hawariyyun meminta kepada
Nabi ISa, agar Allah menurunkan hidangan dari langit. Allah mengabulkannya dengan ancaman
siksaan bagi orang yang kufur kepada-Nya.) Kaum
Quraisy menolak syarat tersebut, kemudian pulang. Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 108)
berkenaan dengan peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)
Menurut riwayat lain turunnya ayat ini (S. 2: 108) sehubungan dengan peristiwa ketika
orang-orang Arab meminta kepada Nabi Muhammad SAW agar mendatangkan Allah kepada mereka,
sehingga dapat terlihat dengan nyata oleh mata mereka.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.)
Menurut riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW:
"Ya Rasulullah, bagaimana kalau kifarat (denda tebusan dosa) kami disamakan saja dengan
kifarat bani Israil? Nabi SAW menjawab: "Maha Suci Allah, sungguh aku tidak menghendakinya.
Karena Allah memberikan kepadamu yang lebih baik daripada yang diberikan kepada bani Israil
dahulu. Apabila mereka melakukan kejahatan, tertulislah itu di atas pintu rumah mereka dan
kifaratnya. Apabila telah ditunaikan kifaratnya, tinggallah kehinaan baginya di dunia.
Dan apabila tidak ditunaikan mereka akan mendapat pula kehinaan di akhirat. Bukankah Allah
telah memberikan yang lebih baik kepadamu daripada itu dengan firman-Nya: "Dan barangsiapa
mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian ia minta ampun kepada Allah, niscaya
ia mendapati Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (QS 4: 110). Dan selanjutnya Nabi SAW
bersabda: "Shalat yang lima, dan shalat Jum'at sampai Shalat Jum'at berikutnya menjadi
kifarat kesalahan yang dikerjaan di antara waktu kesemuanya itu." Maka Allah menurunkan ayat
tersebut di atas (S. 2:108), sebagai teguran terhadap orang yang ingin mengubah ketentuan
Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abal-'Aliah.)
|